Bahaya Ancam Maluku Utara, BNPB Fasilitasi Lokakarya Jurnalis Tangguh Bencana

Info Tabaus360 Dilihat

TERNATE, Tbn- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memfasilitasi Lokakarya Jurnalis Tangguh Bencana dengan dukungan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) di Ternate, Provinsi Maluku Utara, dari 15 sampai 17 Mei 2024 mendatang.

Informasi kerangka acuan kerja Lokakarya Jurnalis Tangguh Bencana, yang diterima, Selasa, (7/5/2024) menyebutkan, kegiatan ini berlangsung di Emerald Hotel dan halaman Kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Lokakarya selama tiga hari tersebut
melibatkan 25 jurnalis lokal dari organisasi profesi jurnalis yang ada di Provinsi Maluku Utara, yakni AJI, PWI, IJTI, AMSI dan SMSI serta 5 perwakilan dari BPBD dan Dinas Kominfo Provinsi Maluku Utara.

Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi Jurnalis perlu memperdalam dan menyelaraskan pemahaman mereka tentang fenomena alam lokal yang dapat menyebabkan bencana dan meningkatkan kapasitas mereka untuk mempengaruhi keputusan politik, mengubah perilaku masyarakat dan menyelamatkan nyawa.

“Peningkatan kapasitas jurnalis akan sangat bermanfaat sebagai bagian dari adaptasi pentaheliks dalam penanggulangan bencana serta lokasi pelatihan yang dipilih, yaitu di wilayah Provinsi Maluku Utara,” tulisnya.

Menurut Analisis Risiko Bencana (DRA) provinsi BNPB atau Kajian Risiko Bencana, disebutkan, Maluku Utara terancam oleh 7 bencana alam besar: banjir, badai ekstrem, tanah longsor, letusan gunung berapi, tsunami, gempa bumi, dan banjir bandang.

Berdasarkan penilaian ini, kapasitas lokal (IKD) di Maluku Utara dalam menghadapi bencana alam termasuk rendah (indeks 0,35) dan memerlukan upaya dan komitmen lebih dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat lokal.

Secara khusus, Maluku Utara menghadapi 100 bencana alam dalam 10 tahun terakhir (2009-2019) dengan 8 jenis bencana alam1. Bencana yang paling sering terjadi di provinsi ini disebabkan oleh bahaya hidrometeorologi.

Selain bahaya hidrometeorologi, Maluku Utara juga mengalami bahaya geologi seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi serta dapat terancam tsunami. Selama periode tersebut, terjadi 8 kali letusan gunung berapi dan 2 kali gempa bumi.

Maluku Utara juga merupakan wilayah dimana Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB (Pusdatinkomben) belum pernah menyelenggarakan lokakarya jurnalis tangguh bencana atau biasa disebut program WAPENA (Wartawan Peduli Bencana).

Di Indonesia, pihaknya mengadopsi pendekatan pentaheliks yang melibatkan seluruh pihak terkait untuk bekerja sama dalam manajemen risiko bencana. Sementara itu, Pemerintah Swiss yang bekerja sama dengan BNPB juga percaya pada pembagian tanggung jawab dalam manajemen risiko bencana.

Dengan prinsip berbagi dan bahaya yang mengancam Maluku Utara, Pusdatinkombern BNPB akan menyelenggarakan lokakarya teknis penanggulangan bencana untuk Jurnalis Tangguh Bencana atau WAPENA dengan dukungan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) di Ternate, Provinsi Maluku Utara. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *