RPJPD 2025-2045, DPRD Padang Kunjungan ke Ternate

Kota Ternate417 Dilihat

TERNATE,Tbn- DPRD Kota Ternate lewat Badan Anggaran (Banggar) menerima kunjungan DPRD Kota Padang dalam rangka membahas KUA-PPAS 2025, APBD-P 2024 dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Kunjungan kerja Banggar DPRD Kota Padang yang diterima oleh Mubin A. Wahid (Partai Persatuan Pembangunan), didampingi Anas U. Malik (Partai Golkar) dan Junaidi A. Bahrudin (Partai Demokrat),
Jumat (15/6/2024).

Anggota Banggar DPRD Kota Ternate, Mubin A. Wahid usai pertemuan menyatakan, Banggar DPRD Padang tahu rencana penganggaran kedepan dalam rangka menjemput Indonesia Emas dan RPJPD Kota Ternate 2025-2045..

“Pertanyaan subtansial dari DPRD Kota Padang pembahasan terkait rencana penganggaran kedepan dalam rangka menjemput Indonesia Emas dan RPJPD Kota Ternate 20 tahun kedepan seperti apa,” katanya.

Mubin menyampaikan, pihaknya belum bisa jawab karena belum tahu. “RPJPD itu belum disampaikan ke DPRD Padang. Kita belum tau rancangan yang dibuat Pemkot seperti apa. Kita belum liat Ranperda tentang itu,” jelasnya.

Pembicaraan pengelolaan keuangan terkait dengan pendapatan daerah dan aset daerah, terjadi disparitas agak jauh antara Kota Padang dengan Kota Ternate meski sama-sama kota pantai.

“APBD mereka (Kota Padang) Rp 2 triliun lebih dengan jumlah penduduk 1 juta lebih. APBD sementara kita Rp 1 triliun lebih dengan jumlah penduduk kurang lebih 205 ribu penduduk sehingga disparitas agak jauh,” ucapnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Padang Arnedi Yarmen, menyam paikan, Banggar DPRD Padang kunjungan kerja ke DPRD Kota Ternate, dalam rangka sharing masalah KUA PPAS 2025, APBD-P 2024 dan RPJPD 2025-2045.

“Karena kita (Ternate-Padang) sama-sama kota pantai. Kita meli hat kesamaan potensi pengembang an daerah. Kita coba, nanti menjadi bahan bahasan bagi kita di Padang,” kata politikus PKS itu.

Arnedi mengatakan, kesamaan permasalahan antar Kota Ternate deng Kota Padang yakni soal tata ruang. “Ini yang mungkin menjadi perhatian kedepan, lahan pertanian mungkin tidak bisa di pertahankan,
harus disesuaikan dengan pengem bangan hutan.

“Yang kedua terkait daerah kelautan dan perikanan. Kita coba mengalih potensi semaksimalnya sebagai potensi ke depan daerah pantai. Ternate menjadi daerah yang sangat akrab dan menarik untuk dikunjungi kembali,” tandasnya. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *