Jelang Idul Adha, Harga Bawang Bergerak Turun

Ekonomi283 Dilihat

TERNATE,Tbn- Jelang Idul Adha atau lebaran haji 10 Dzulhijjah 1445 H, harga bawang di Kota Ternate, Maluku Utara bergerak turun. Harga bawang turun lantaran pasokan/ ambil bawang dari sentra produksi (tangan kedua) di Enrekang, Sulsel.

Distributor Bawang Kota Ternate, Nurjaya H. Ibrahim, menyampaikan bahwa, kebutuhan bawang merah maupun bawang putih di Kota Ternate maupun Maluku Utara cukup tinggi bila dipasok terbatas cepat habis di pasaran Ternate.

“Pasokan bawang yang masuk 8 ton, hanya bertahan tiga hari. Pasalnya, 4 ton untuk kebutuhan warga Ternate dan 4 ton untuk kebutuhan masyarakat di luar Ternate,” ucapnya, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (17/6/2024).

Seminggu jelang Idul Adha, kata Nurjaya bawang putih kosong di pasaran Ternate sehingga harga naik menembus angka Rp 80.000 per kilo baik bawang putih maupun bawang merah yang kemudian turun menjadi Rp 55.000 per kilo.

Harga bawang merah di pasaran Ternate tiga hari jelang lebaran Idul Adha sudah turun menjadi Rp 38. 000 per kilo dari sebelumnya Rp 55.000 per kilo. Bawang putih, harga bertahan di angka Rp 50.000 per kilo sebelumnya Rp 55.000 per kilo.

“Saya pasok bawang dari Enrekang, Sulsel. Saya ambil dari petani lang sung atau tangan kedua dengan harga Rp 19.000 per kilo dan Rp 20.000-an per kilo. Ini harga kotor, kalau saya jual kembali Rp 25.000 per kilo,”jelas ibu sembilan anak ini.

Harga kotor senilai Rp 25.000 per kilo, menurut Nurjaya, Caleg DPRD Kota Ternate terpilih ini, lebih cocok ibu-ibu rumah tangga beli bawang yang masih kotor baru kemudian nanti dikasih bersih sendiri. Itu lebih murah harga.

Stok pasokan bawang diambil dari Manado dari tangan ketiga sehingga harganya naik sekali. Bila ambil dari petani produksi (tangan kedua) harga bawang lebih murah. Kalau harga bawang di Manado, sekarang Rp 30.000 lebih per kilo.

“Harga variatif, yakni ada yang jual Rp 35.000 per kilo, Rp 34.000 per kilo dan Rp 33.000 per kilo, tergantung pedagang yang jual bawang disana. Kalau beli bawang di saya Rp 25.000 per kilo tergantung situasi harga,” katanya.

Pasokan bawang yang masuk 8 ton, itu hanya bertahan tiga hari sudah habis. Karena 4 ton untuk kebutuhan masyarakat Ternate dan 4 ton untuk kebutuhan masyarakat di luar Ternate, seperti Kawasi, Jikotamu, Babang, Subaim dan Buli.

“Biasa pasok bawang merah 8.000 kilo, dalam satu bulan masuk 4 kali. Bawang putih dalam satu bulan 4 ton, pemasukan saya. Pengecer bawang yang ada di Maluku Utara sebagian besar ambil bawang di saya,” ujar Nurjaya.

Permintaan bawang merah maupun putih satu tahun terakhir ini menga lami peningkatan. “Ada peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelum nya. Dan, permintaan yang lebih banyak dari perusahaan tambang Kawasi,” bebernya. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *