Kawasan Geopark di Ternate, Persiapan Penetapan Obyek Wisata Nasional

Ekonomi234 Dilihat

TERNATE,Tbn- Pengembangan geowisata Batu Angus menjadi geopark nasional. Geopark adalah kawasan geografis yang memiliki situs warisan geologi dan bentang alam bernilai, yang dikelola untuk konservasi, edukasi, dan pembangunan ekonomi masyarakat.

Dalam upaya menjadikan geowisata Batu Angus Ternate sebagai geopark tentu harus mengedepankan konservasi dan edukasi. Selain itu, geowisata Batu Angus juga harus mengedepankan prinsip ekonomi dan budaya, termasuk juga bagi flora dan fauna endemik di dalamnya.

Wilayah yang diusulkan menjadi sebuah geopark juga harus memenuhi syarat: menjadi sarana penge nalan bumi, sebagai kawasan lindu ng warisan bumi, tempat pengembangan geowisata, sebagai sarana kerja sama yang efektif dan efisien bagi masyarakat lokal serta men jadi tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anggota Komisi II DPRD Kota Terna te, Junaidi A. Bahrudin menyebut, kawasan wisata Geopark bukan hanya progres sampai diusulkan, tapi memang sudah dibahas untuk persiapan penetapan sebagai obyek wisata nasional.

“Ya memang itu nanti memberikan manfaat yang besar bagi daerah ya terutama untuk pengembang usaha mikro kecil. Jadi masyarakat ling kar wisata itu akan mendapatkan akses untuk bagaimana mengembangkan usaha itu,” ucapnya, Selasa (31/12/2024).

Junaidi bilang itu salah satu program prioritas yang disampaikan pak Tauhid Soleman pada saat kampa nye.Memang fokus kita di kecamatan Ternate Barat saja. “Jadi akan di dorong pengembangan usaha kecil mikro itu di Ternate Barat,” ujarnya.

Ternate Barat khususnya Kota Ternate pada umumnya justru kaya akan potensi obyek wisata. Kekayaan tersebut malah berbanding terbalik saat ini sektor pariwisata sangat kecil.memberikan kecil kontribusi pendapat asli daerah (PAD).

Sektor pariwisata belum memberi kan kontribusi PAD tidak pernah capai target, menurut Junaidi, bukan cuma pariwisata, secara umum memang banyak sektor yang PAD tidak mencapai target.

“Kita baru selesai rapat pembahasan dan penyempurnaan hasil evaluasi Gubernur terhadap RAPBD Kota Ternate tahun anggaran 2025. Memang salah satu problem kita itu PAD yang belum capai target khusus retribusi,” katanya.

Selain terkendala data base penda patan, lanjut dia, kita harus meng gunakan sistem digitalisasi. “DPRD menginginkan tahun 2025, semua sektor pajak dan retribusi harus terapkan sistem digitalisasi sehingga optimal penagihan,” tutur Junaidi.

Nanti secara bertahap dilakukan pemuatan baik secara kelembagaan sumber daya maupun pendataan potensi, sehingga target-target PAD bisa tercapai, termasuk pariwisata. Jadi bagaimana mengelola obyek wisata itu dengan baik, bagaimana mempromosikan.

“Saya kira itu akan dioptimalkan tahun 2025. Lima tahun kedepan ada tranformasi besar dalam tata kelola pemerintah termasuk di dalamnya adalah bagaimana menggenjot pendapatan asli daerah,” sebutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *