Masyarakat Keluhkan Sampah dan Banjir, Ini kata Zulfikri Andili

Kemasyarakatan41 Dilihat

TERNATE,Tbn- Anggota DPRD Kota Ternate, Zulfikri Andili, menyerap aspirasi masyarakat pada tujuh kelurahan di dapil Ternate Utara pada saat reses berkelompok 6 kelurahan maupun reses perorang di kelurahan Toboleu.

“Masyarakat rata-rata mengeluh masalah sampah dan banjir menjadi fokus sebagai salah satu perhatian utama,” tutur saat dimintai komentarnya, di kompleks gedung DPRD Ternate, Rabu sore (15/1/2025).

Politisi partai Gerindra ini sudah merekam beberapa catatan dan beberapa solusi, dan masukan
bagi dirinya yang akan didiskusikan dengan teman-teman anggota DPRD untuk kurang lebih bagaimana mencegah banjir.

“Titik banjir bagian ke atas itu dia berada di Tubo, karena area pembangunan perumahan yang beranjak sampai ke pegunungan dan kurangnya jalur air, yaitu salur an, got mungkin kecil,” tutur ketua fraksi Gerindra DPRD Ternate ini.

Kata cucu (alm) Syamsir Andili, itu nanti torang bahas bersama-sama dan bagaimana solusi. Bahkan ada tawaran dari kelurahan Tubo, bagaimana membagi dari ujung di atas sampai turun ke bawah hingga ke laut sudah ada dia punya solusi.

Sampah ini, ujar Zulfikri yang disapa Kaka itu, pada intinya soal kesadaran masyarakat. Edukasi masyarakat itu masih lemah. Setiap kelurahan bikin jam membuang sampah, agar viar itu mengangkut sampah tepat pada waktunya.

Masyarakat juga mengeluh mereka punya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) seperti di Toboleu, tapi yang jadi masalah sampah semakin marak karena ada “sampah titipan.” dari kelurahan lain atau orang menggunakan sepeda motor membuang sampah di TPS.

Armada pengangkut sampah jenis viar yang disediakan oleh pemerintah kurang memadai. Viar itu dari spec atau suku cadang itu kurang dan susah untuk dapat.Di kelurahan itu, ada dua viar tapi satu sudah rusak. Perbaiki butuh waktu dan sampai saat ini belum ada sentuhan dari pemerintah.

Zulfikri bilang, mereka harapkan bagaimana bisa pemerintah meng ambil langkah untuk bisa mengata si permasalah viar ini. Mereka meminta kalau boleh penambahan armada, mereka berharap kalau boleh mobil pick-up yang kecil.

“Itu juga menyangkut keselamatan dan memang kapasitas viar atau roda tiga itu tidak bisa mencakup sampai di pegunungan yang tinggi. Mereka berharap ada tindak lanjut dari pemerintah soal viar itu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *