TIDORE– Festival Djuanga telah menjadi agenda tahunan yang terus digagas oleh masyarakat Kelurahan Mareku dengan berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan oleh masyarakat Kelurahan Mareku dengan menampilkan berbagai kegiatan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen saat membuka dengan resmi seluruh rangkaian Djuanga Festival vol 3 Tahun 2025 yang berlangsung lancar dan sukses di Stadion Sangaji Jiko Malofo Kelurahan Mareku, Jumat (15/8/2025) malam.
Muhammad Sinen, mengatakan Nilai historis yang terkandung dalam kegiatan Festival Djuanga ini dapat dilihat bagaimana gagah dan beraninya para leluhur serta bagaimana bukti cinta mereka pada NKRI melalui perjuangan Almarhumah Ibu Aminah Sabtu dan Almarhum Bapak Abdullah Kadir bersama kawan-kawan dalam usaha mengibarkan bendera merah putih di Tidore tepatnya di Tanjung Mafutabe, Kelurahan Mareku, pada masa itu.
“Hal tersebut bila ditinjau kembali di masa sekarang seharusnya menjadi sebuah penyemangat untuk kita para generasi sekarang dan untuk generasi selanjutnya agar bersama-sama dapat meniru aksi mereka dalam menunjukkan nasionalisme pada NKRI serta mengisi pasca kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat,” tutur Muhammad Sinen
Orang nomor satu di Kota Tidore Kepulauan ini juga mengharapkan Festival Djuanga vol 3 ini harus menjadi sebuah primadona yang dapat menarik orang dari luar untuk datang dan berkunjung, serta menjadi sebuah sarana media informasi untuk generasi penerus bahwa Tidore pada masa-masa kemerdekaan juga memiliki peran yang berarti.
“Karena dima-masa sering saya katakana bahwa Indonesia tanpa Tidore tidak akan ada sabang sampai merauke, karena perjuangan leluhur kita pada masa itu sangat berarti di NKRI ini, sehingga Hal inilah yang patut kita jaga bahwa sejarah tidak akan pernah berbohong, dimana peran Tidore pada masa kemerdekaan juga memiliki andil yang cukup besar,” ujar Muhammad Sinen
Sementara Ketua Panitia Festival Djuanga Saiful Abubakar mengatakan, sebelum digagasnya Festival Djuanga vol 1, 2 dan 3 ini masyarakat mareku telah menggelar berbagai kegiatan penting dalam setiap Tahun, yang salah satunya adalah peringatan pengibaran Bendera merah putih pertama di Indonesia Timur pada tanggal 18 Agustus 1946 di tanjung mafutabe, dimana sebuah momen bersejarah yang menjadi simbol kemerdekaan di Daerah ini.
“Budaya dan sejarah bukanlah benda mati, ia adalah napas kehidupan sebuah bangsajika kita melupakannya maka akan kehilangan jati diri, tetapi jika kita menjaganya maka akan berdiri tegak di hadapan dunia, kita boleh hidup diera modern dengan meraih segala kemajuan tetapi jangan pernah melupakan sejarah yang telah diwariskan oleh para pendahulu, maka dari itu mari kita jadikan Festival Djuanga vol 3 ini bukan hanya sebagai tontonan tetapi juga sebagai cermin diri untuk tetap mengenang sejarah di Kelurahan Mareku ini, agar tetap menjaga warisan leluhur untuk selamanya,” ujar Saiful
Saiful juga menambahkan bahwa, Festival Djuanga ini dilaksanakan dimulai dari tanggal 14 hingga 18 Agustus dengan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada 14 Agustus kemarin, dan akan dilanjutkan dengan perlombaan tradisional yang melibatkan seluruh keluarga besar kelurahan mareku.
“Festival Djuanga ini diawali dengan ziara kubur, towaro dan tawaf kampong telah dilaksanakan, dan akan dilanjutkan dengan perlombaan tradisional serta upacara peringatan bendera pertama di kawasan Indonesia Timur yang bertempat di tanjung mafutabe Kelurahan Mareku pada tanggal 18 Agustus.” Tutup Saiful
Pembukaan Festival Djuanga vol 3 ini diakhiri dengan pemutaran jejak digital penobatan sangaji jiko malofo serta peninjauan UMKM yang ada di Festival Djuanga. (**)