TERNATE,Tbn- Isu menarik dan baru jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 Nopember 2024. Isu pemilu ramah lingkungan tersebut terungkap dalam Sosialisasi Organisasi Kelembagaan Pengawas Pemilu bagi Stakeholder Pemilu.
Akademisi dari Universitas Manado, Felly Ferol Warouw yang menjadi narasumber kegiatan itu menyampaikan, sebenarnya pemilu ramah lingkungan ini belum masuk dalam pembahasan-pembahasan peraturan. Tapi ini tuntutan keniscayaan isu-isu lingkungan yang memang sudah menjadi bagian dari semua bidang.
“Harapan saya Pilkada tidak memberikan kontribusi pada kerusakan lingkungan terutama munculnya alat peraga sosialisasi, alat peraga kampanye yang bisa menambah sampah di lingkungan yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan,” katanya, Kamis (4/7/2020).
Ferol mengatakan hal itu saat
dicegat wartawan, usai Bawaslu RI gandeng Bawaslu Ternate gelar Sosialisasi Organisasi Kelembagaan Pengawas Pemilu bagi Stake holder Pemilu. Kegiatan ini berlangsung di Bela Hotel Ternate.
“Kami mendorong Bawaslu untuk kemudian turut serta mengeluarkan regulasi-regulasi seperti Perbawaslu untuk mendorong Pemilu dilaksanakan secara sehat dan tentu ramah lingkungan,” tuturnya.
Dia melihat kampanye ramah lingkungan ke partai politik nyaris tak ada. “Kalau 2024 kita bersyukur karena isu lingkungan sudah jadi bagian dalam debat kandidat calon presiden dan wakil presiden,” lanjutnya menjelaskan.
Tapi banyak partai politik yang belum memasukan isu lingkungan di visi misi mereka. Kalau partai politik saja tidak masukan lingkungan dalam visi misi mereka, apalagi calonnya yang mereka usung.
Menurut Ferol, sebenarnya penataan kota, lingkungan yang bersih dan lingkungan yang sehat menjadi tugas para pimpinan partai politik kalau kemudian terpilih sebagai wakil wakil rakyat.
“Ini tugas mereka dan kalau mereka tidak peduli dari awal, apa kontribusi yang kemudian mereka berikan selain dari hanya butgetting,” ucapnya.
Harapan Ferol untuk tingkat lokal Ternate akan ada gerakan dari masyarakat yang mendorong para politisi atau calon-calon yang ikut Pilkada untuk kemudian memasukan pengelolaan lingkungan sebagai bagian dari visi-misi mereka memimpin Ternate dan Maluku Utara.
“Kalau gerakan ini hadir dari Maluku Utara, Kota Ternate sebagai provin si kepulauan saya kira bisa kemudi an menjadi gaung nasional. Dan kalau ada kearifan lokal Maluku Utara dalam menjaga lingkungan, kenapa tidak ini juga menjadi bagi an dalam proses proses penyeleng garaan pemilu,” cetusnya. (wis)