TERNATE,Tbn-bPemberdayaan usaha mikro kecil (UMK) menjadi program prioritas tahun depan, ditengah Anggaran Dinas Koperasi dan UMK Kota Ternate yang tertuang dalam KUA-PPAS 2025 turun sekitar Rp 4,6 miliar dibanding tahun 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (UMK) Kota Ternate, Hadi Hairudin, usai pembahasan KUA-PPAS tahun 2025 bersama Komisi II DPRD Kota Ternate di gedung parlemen tersebut, Selasa (6/8/2024).
Pagu anggaran Dinas Koperasi UMK selama tiga tahun mengalami fluktuasi. “Kita punya pagu anggar an tahun 2023 tercatat senilai Rp 12 miliar naik menjadi Rp 14 miliar (2024) kemudian turun tahun 2025 menjadi Rp 9,4 miliar,” katanya.
Anggaran Rp 9,4 miliar itu, didampingi Kasubag Perencanaan Djamal, Hadi mengatakan, penyediaan gaji dan tunjangan ASN Rp 4,5 miliar, rutin Rp 1 miliar lebih, kegiatan Rp 2 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik Rp 370 juta.
“Pengembangan usaha mikro dengan orientasi peningkatan skala usaha menjadi usaha kecil serta bantuan peralatan penunjang bagi usaha mikro Rp 1,2 miliar lebih,” tambah mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Ternate itu.
Hadi menyampaikan, pemberdayaan koperasi dan UMKM menjadi prioritas Dinas yang dipimpinnya pada tahun 2025, karena itu merupakan tanggungjawab dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota seperti pelaku usaha mikro.
“Ini lagi lagi menjadi harapan kita dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah bagaimana memperkuat usaha mikro sehingga paling tidak mereka itu bisa naik kelas, dari usaha mikro ke usaha kecil,” sambungnya menjelaskan.
Makanya tentu saja disamping bantuan penunjang bagi usaha mikro dalam rangka mendukung usaha mikro tapi perlu dibarengi juga pendampingan dalam rangka penguatan disamping kegiatan-kegiatan pelantikan lainnya.
Kondisi tersebut memang dibutuhkan pendampingan dengan harapan bahwa, pendampingan itulah yang memonitoring setiap saat pengembangan pelaku usaha yang telah menerima bantuan dari pemerintah.
“Jika itu dilakukan terus maka kita bisa melihat apakah sejauhmana bantuan yang diberikan itu dimanfaatkan karena tujuan kita mendorong bisa naik klas. Misalnya dari usaha mikro ke usaha kecil,” paparnya.
Oleh karena itu, Hadi sangat berharap disamping memperkuat itu bantuan permodalan juga dibutuh kan tenaga-tenaga pen damping yang betul-betul profesio nal yang bisa mem bantu pelaku usaha dalam mengembangkan managemen usahanya.
Sehingga paling tidak bantuan yang diberikan itu, tidak seperti membua ng garam ke laut. “Kita berharap pelaku-pelaku usaha yang tumbuh su bur di kota Ternate cukup banyak. Pelaku usaha sejenis/serupa misalnya ada lembaga khusus seperti koperasi yang nantinya menjadi induk dari pelaku-pelaku usaha itu, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang,” katanya.
Hadi bilang, karena berusaha sendiri-sendiri akan lambat, maka dibutuhkan lembaga koperasi agar pelaku-pelaku usaha tersebut bisa tergabung di dalamnya. “Untuk saling mendukung, sehingga pengembangan usahanya lebih cepat berkem bang karena semua kebutuhan dipenuhi koperasi,” kilahnya. (wis)