Penanganan Sampah Dinilai Belum Ada Progres

Kota Ternate63 Dilihat

TERNATE,Tbn- Penanganan sampah yang ada saat ini di Kota Ternate, menurut Anggota DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif, belum ada progres dari pola penanganan manajemen pengelolaan.

Hal tersebut masih dengan sistem angkut muat buang. “Kalau kita kaitkan dengan visi misi boleh dibilang belum terlaksana secara maksimal di lapangan,” katanya, di gedung DPRD Kota Ternate, kemarin (7/11/2024).

Karena itu, menurutnya, yang harus dilakukan. Pertama perilaku masyarakat karena mereka sumber sampah. Tapi kita tidak boleh menyalahkan masyarakat karena kehadiran pemerintah itu harus bisa merumuskan kebijakan menginter vensi perilaku disiplin warga.

“Makanya kami berharap harus mengoptimalkan program pemberdayaan. Ini kan lurah sudah dapat insentif, maka kami selalu dorong kalau mendapatkan honor harus berdasarkan basis kinerja tetapi aksi di lapangan hampir sedikit. Karena hanya beberapa lurah yang benar melakukan standarisasi prosedur dilakukan dan punya kepedulian,” ujarnya.

Kedua, Lurah yang tau warga, perangkat RT dan RW dan focal point di lapangan. Jadi intervensi nya harus dengan program prog ram yang benar benar ekstra dan berbasis pemberdayaan.

Ketiga, tenaga sampah harus lebih ditingkatkan dengan menghire orang untuk angkut sampah khususnya di titik titik protokoler bila perlu ada mobil yang khusus mengelilingi titik titik tersebut.

“Berikut ya kata kunci edukasi. Me nurut saya DPRD baik komisi LKPJ semua alat sudah kita gunakan agar ada inovasi terhadap penang gulangan sampah dengan melibat kan elemen masyarakat didukung dengan regulasi,” sambungnya.

Jadi harus kerja ekstra yang tepat sasaran jangan hanya buat sampah tematik di pusat pusat kota yang ada tempat duduk. “Karena masya rakat kita belum sampai di titik itu. Belum ada kesadaran dan pemaha man soal sampah tematik. Antara duduk dan sampahnya tidak bau. Masyarakat taunya buang saja disitu,” tuturnya.

Fakta di lapangan, menurut politisi partai NasDem ini, tidak ada yang duduk di pinggir tempat sampah.
Secara konseptual memang iya, tapi harus penerapannya di masya rakat yang sudah sadar dan paham.

“Tapi memang tidak boleh menya lahkan masyarakat karena peme rintah hadir untuk mendisiplin kan masyarakat contohnya waktu COVID orang orang patuh pakai masker PCR dan sebagainya,” sambung dia menjelaskan.

“Kalau memang tangan besi peme rintah bisa mengoptimalkan edu kasi, intervensi kebijakan dan kesa daran maka akan ada progres tapi untuk saat ini belum terlihat. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *