Warga Batang Dua Keluhkan Kapal Sabuk Dihentikan

Kemasyarakatan208 Dilihat

TERNATE,Tbn- Masyarakat pulau Batang Dua mengeluh kapal sabuk yang selama ini beroperasi di trayek Ternate-Batang Dua-Bitung atau trayek Bitung-Batang Dua-Ternate. Entah mengapa, tiba-tiba ada kapal sabuk itu Omisi atau dihentikan.

Keluhan masyarakat itu disampaikan kepada Anggota DPRD Kota Ternate dapil IV (Pulau Ternate, Pulau Hiri dan Pulau Batang Dua) dari Fraksi Gerindra, Tasman Balak pada saat melakukan reses di pulau nun jauh disana.

Kapal sabuk 105 dilakukan Omisi. Omisi itu menghentikan trayek pelayaran atau Omisi kapal adalah tindakan meninggalkan atau tidak menyinggahi pelabuhan wajib singgah yang telah ditetapkan dalam jaringan trayek.

“Saya tidak tahu seperti apa pihak Perhubungan-PT Pelni-tidak boleh ada diskriminasi pelayanan transportasi di Batang Dua. Masyarakat disana sangat membutuhkan, teru tama para ASN, pelaku usaha dan warga,” katanya, Rabu (15/1/2025).

Awal tahun yang baru ini, Tasman meminta jangan seperti itu pelayanan. “Mereka sangat membutuhkan sekali kehadiran pelayanan kapal sabuk Nusantara atau disebut Tol Laut yang sudah lama melayani,” lanjutnya menjelaskan.

Tiba-tiba pada 12 Januari 2025 dilakukan Omisi. “Kita juga belum tahu, kalau pun ada persoalan pelayanan tidak boleh dihentikan. Harus tetap diselesaikan. Karena kapal itu di subsidi oleh Negara, anggaran sudah jalan,” bebernya.

Kapal sabuk itu, menurut politisi partai Gerindra ini sudah tidak melayani penumpang dari Batang Dua ke Ternate maupun dari Batang Dua ke Bitung. Kapal Sabuk tersebut tidak lagi beroperasi sejak 12 Januari 2025.

“Kami pernah melakukan pertemuan dengan PT Pelni Cabang Ternate. Tapi kalau pun ada masalah, pelayanan tetap harus jalan karena itu sudah disubsidi. Jangan ada persoalan kemudian jadi alasan tidak mau singgah,” imbuhnya.

Purnawirawan TNI-AL bertugas 32 tahun di militer itu melihat di pulau Mayau itu belum punya dermaga sehingga mobilisasi masyarakat dari darat ke kapal menggunakan long boat.”Kasih mereka ini kemarin kemarin sudah ada pelayanan,” sambungnya.

Kalau karena cuaca, ada tempat- tempat alternatif yang bisa disinggahi. “Jadi menurut saya tidak ada alasan untuk tidak disinggahi. Kan mereka disana itu masyarakat Indonesia juga, rakyat Indonesia. Kalau pun ada masalah diselesaikan, bukan menghindar,” ucapnya.

Tiga kapal sabuk tersebut yang awalnya melayani trayek pelayaran Ternate-Batang Dua dan Batang Dua-Bitung. Kapal sabuk 86, sabuk 105 dan sabuk 115, dari tiga kapal itu salah satu kapal sabuk yang tidak lagi beroperasi.

Durasi waktu yang mereka tunggu ini jadi panjang ulang. Contoh kalau kapal sabuk tersebut tidak singgah dia menunggu waktu satu minggu baru pulang atau jalan. Sedang
bersangkutan tinggal di Ternate ini kost, pengurasan anggaran.

“Mutu pelayanan harus diperbaiki, sama-sama perbaiki dan jangan torang menyalahkan satu sama lain. Harus diperbaiki dan dievaluasi kembali,” ujar Ayah tiga anak dan suami Yana Senimumu ini.

Pelayanan kesehatan yang sempat terjadi di Puskesmas Mayau,masya rakat lewat hasil Musrenbang, diri nya berada disana, banyak koreksi dan mereka bersama-sama, pihak Puskesmas perbaiki pelayanan kesehatan masyarakat.

Begitu pula infrastruktur pendidikan
, jalan yang sangat parah menjadi perhatian. Bantuan sosial seperti PKH, rumah-rumah ibadah. Bantuan bantuan s.osial yang berkeadilan seperti bantuan untuk nelayan. Air bersih, jalan tani jadi perhatian.

Demikian halnya keluhan jaringan Telkom Sel, minyak tanah dan TTP di Batang Dua. “Mereka minta operasional PLN 1 x 24 jam, karena saat ini baru beroperasi 1 x 18 jam,”
pinta bekas Direktur PD Pasar Bitung tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *