Kesehatan Gratis Rakyat Tidak Mampu, Terkandas Hutang

Nella: DPRD Tanya Komitmen Walikota

Kesehatan31 Dilihat

TERNATE,Tbn- Layanan Kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu di Kota Ternate sebagai program andalan Walikota Ternate M. Tauhid Soleman terkandas hutang. Program jaminan kesehatan nasional daerah dengan gelar Universal Health Coverage (UHC) tidak lagi dapat berjalan karena hutang bawaan sejak tahun 2023, 2024 dan tahun anggaran berjalan dengan kisaran Rp 17,7 Milyar.

Menurut Anggota Komisi 3 Nurlaela Syarif, Fraksi NasDem DPRD Kota Ternate, jika hari ini, besok dan seterusnya belum ada kepastian sampai kapan, bagi masyarakat tidak mampu, yang belum memiliki BPJS kesehatan, tidak lagi bisa terlayani secara baik dan gratis di rumah sakit rujukan layanan BPJS kesehatan.

“Kami sudah beri masukan ke Pemkot agar komitmen UHC atau BPJS Kesehatan gratis ini harus menjadi prioritas agar hak-hak masyarakat tidak mampu ketika sakit rawat inap, obat dan biaya pengobatan harus tetap terlayani gratis, sayangnya harus pupus di tengah jalan,” ujarnya, Sabtu (15/2/2025).

Nurlaela biasa disapa Nella bilang,
sejak program UHC jaminan kesehatan gratis ini menjadi program andalan pemkot, dirinya dalam setiap rapat komisi, rapat badan anggaran bersama pemkot berulang kali ikhtiarkan.

Agar langkah-langkah strategis segera di lakukan melalui rapat koordinasi leading sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Kependudukan, agar duduk bersama prioritas pembenahan data kependudukan penerima bantuan iuran atau PBI.

“Sedih dan prihatin sekali menjelang 3 bulan ini ada masyarakat tidak mampu yang mengeluh ke kami, yang belum mendapat hak sebagai penerima bantuan iuran (PBI) kesehatan dari pemda, dan mereka harus masuk rumah sakit dengan biaya pengobatan jutaan rupiah,” lanjut Srikandi NasDem ini.

Tidak lagi dapat tercover terlayani secara gratis, karena sistem UHC BPJS kesehatan gratis, secara otomatis terblokir tidak bisa penginputan baru dan langsung terlayani, dikarenakan kelalaian pemkot belum melunasi kewajiban iuran senilai kisaran Rp 17,7 M.

Padahal jika pemkot dalam hal ini Walikota serius, dengan kewenangan yang di miliki bisa duduk bersama dengan 3 dinas tersebut, melepas ego sektoral, perbaiki sistem bank data kependudukan penerima bantuan iuran kesehatan,

“Evaluasi sistem pendataan secara berkelanjutan dan profesional misalkan dari data 79 % penduduk yang sudah terdaftar atau tercover sebagai penerima bantuan iuran kesehatan,” tambah Nella.

Di dalam data tersebut banyak yang sudah meninggal, sudah bekerja, sudah pindah bukan lagi penduduk Ternate, dan yang terpenting adalah migrasi data dari penerima bantuan daerah menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Ternate, bisa dialihkan men jadi penerima bantuan iuran APBD provinsi atau APBN.

Ketika hal ini bisa langsung di komandoi oleh Walikota Ternate, dipastikan hak-hak kesehatan rakyat Ternate dan beban anggaran APBD kota Ternate bisa berkurang, dimana keberlanjutan program UHC BPJS kesehatan dapat tetap dirasa kan dengan baik oleh masyarakat tidak mampu di Kota Ternate.

“Saya beri gambaran betapa penting menjaga Ternate UHC BPJS Kesehatan gratis, yaitu jika Pemkot tidak ada hutang, begitu hari ini ada masyarakat Kota Ternate tidak mampu sakit, mau berobat dan kesulitan biaya langsung tetap terlayani, tapi karena komitmen hutang tunggakan dan belum di bayar, akhirnya masyarakat kategori tidak mampu sakit, mereka harus bayar mandiri tidak lagi gratis,” tutup Nella.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *