Lawan Hal tak Beres, Nurjaya Ibrahim Mundur dari ASN Masuk Politisi Bongkar Dana BOK

Politik1112 Dilihat

TERNATE,Tbn- Pengusaha ini terjun ke politik. Politisi Ternate asal Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Nurjaya H. Ibrahim adalah distributor bawang Kota Ternate. Di bidang politik, merupakan pendatang baru Partai Gerakan Indonesia Rakyat (Gerindra).

Dari awal memang, Nurjaya yakin kalau lolos ke gedung DPRD Kota Ternate. Itu terbukti, setelah dirinya terpilih menjadi anggota dewan. Perempuan dari dapil Ternate Selatan -Moti punya jiwa berontak sejak kecil dan rasa ingin tahu lebih besar.

“Kalau tak sesuai saya akan cari tahu. Jiwa ingin tahu lebih besar hingga masuk kuliah di Politekes. Kalau punya nilai tidak sesuai dengan hasil kerja saya maju ke ketua jurusan. Tak puas di ketua jurusan, saya naik lagi di direktur,” katanya, Minggu (14/4/2024).

Kata dirinya, itu ia punya sifat. Sifat ingin tahu begitu besar. “Kalau nilai tak puas dengan hasil kerja, saya minta hasil kerja yang tulis tangan/kerja sendiri. Karena kalau mata pelajaran, Alhamdulillah , Kapala Angin tapi saya pintar,” bebernya.

Nurjaya yang biasa disapa Jaya ini lulus di Politekes.Tak lama kemudian tes masuk pegawai, berhasil dan selanjutnya ditempatkan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Kalumpang, Kota Ternate. Jaya melihat kinerjanya begitu-begitu saja.

“Saya dalam hati, ko pegawai hanya datang tanda tangan, tiap bulan terima, kerja sedikit lalu minta izin keluar. Kemudian teman-teman jaga bicara dana ini begini-begitu, su masuk di tong pe rekening dicabut ulang,” katanya menjelaskan.

Tak sama dengan teman-teman lain. Dari situ, dirinya malas masuk kerja karena tak sesuai.”Kalau orang bilang kenapa mundur dari PNS, gaji Rp 6 juta lebih per bulan. Ikut arus sampai pensiun tapi saya punya jiwa tak seperti itu. Hal-hal yang tak beres saya lawan,” terangnya.

Ketika dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dicontohi tidak adil, dirinya langsung komplen, kenapa harus dibagi dua. Pencairan Rp 400 juta Puskesmas Bahari Berkesan di tahun 2017. Dana itu dibagi ke 20 pegawai yang masing- masing pegawai dapat Rp 500.000.

“Dana BOK ini patut dicurigai. Karena masuk di setiap program bekerja sama dengan BPJS. Ini menurut saya perlu diusut. Karena tahun 2017 nilai anggaran besar sekali untuk ukuran Puskesmas baru,” ungkap dia.

Alasan terjun ke dunia politik, lanjut Jaya, karena dirinya melihat dunia yang satu ini kongkalikong, ada dana tertentu seperti itu yang mengalir begitu saja tanpa ada kontrol atau pengawasan ketat dari DPRD, malah justru dibiarkan.

Pembiaran anggaran pusat yang masuk ke daerah, kata Jaya, harus nya anggota dewan menelusuri sudah sampai dimana, untuk kegiatan apa, pembagian bagaimana dan apa anggaran itu dimaksimalkan untuk kegiatan atau tidak.

“Ini dibutuhkan pengawasan, tapi kebanyakan saya lihat tidak ada kontrol dari DPRD terhadap anggaran pusat yang masuk ke daerah ini, khususnya anggaran dari Kementrian Kesehatan ke Pemkot Ternate,” sambungnya.

Pegawai itu pintar dalam membuat laporan kegiatan. “Kan dong (mereka) hanya butuh laporan. Bikin kegiatan ditandatangani beberapa orang dan laporan sudah jadi. Tak menelusuri apa betul pembagian sesuai atau tidak, karena yang torang tanda tangani itu juta-juta,yang terima hanya ratusan,” bongkar dia.

Ibu sembilan anak ini merasa heran dengan keadan tersebut. Besaran anggaran tak sesuai dengan yang mereka terima. “Yang tong tanda tangan Rp 2 juta, yang terima tidak sampai itu. Begitu pula tanda tangan Rp 1,5 juta, peroleh tak seperti nilai saat tanda tangan,” paparnya.

Mereka menerima bervariasi, ada Rp 2 juta lebih per kegiatan, ada pula Rp 1,5 juta dan ada berapa kegiatan di Puskesmas. “Harusnya tong terima full, kenapa nilai yang diterima tak sesuai nilai yang ditan datangani,” kata balik bertanya.

Kenapa Kepala Puskesmas suruh tanda tangan dulu baru pencairan, kenapa tidak dikasih tahu setiap staf terima berapa. “Kalau dikasih tahu duluan tidak sesuai, saya kira torang tidak mungkin ditanda tangani kwitansi ini,” ucapnya.
.
Itu yang membuat Jaya maju di caleg ternyata membuahkan prestasi dan kebanggaan tersendiri. Jaya salah satu caleg perempuan pertama di dapil “neraka” yang lolos menjadi anggota DPRD. Yang kedua, menjadi caleg kedua di Gerindra yang memperoleh suara personal di atas 8 ratus suara.

“Saya lahir dari keluarga sederhana dan saya sangat bersyukur. Ini semua campur tangan Tuhan. Dan saya harus menjawab pemberian Allah SWT ini, dengan menjalankan
amanah untuk kepentingan masya rakat,”papar lulusan sarjana (S1) ini.

Jaya selama 18 tahun mengabdi menjadi ASN di Puskesmas Kalumpang,Ternate. Keberanian terjun ke dunia politik pun berkat kemauan sendiri. “Saya terjun ke dunia politik atas kemauan sendiri, karena melihat ketidakadilan yang dipertontonkan,” lanjutnya.

Terjun ke politik pada 2023, berga bung dengan Gerindra. Jaya ingin bisa berbuat untuk semua dan perjuakan kebutuhan konstituen lewat monitoring dan mengusulkan program-program pro rakyat dari pemerintah pusat dan daerah.

Seperti sarana prasarana kesehat an dan pendidikan yang memadai, akses jalan dan infrastruktur lain yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. “Ini menjadi konsentrasi pasca diresmikan jadi anggota DPRD Ternate,” tandasnya. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *