Pengelolaan Pasar Semrawut, Ali: Penjual Makin Banyak, Pendapatan tak Maksimal.

Ekonomi180 Dilihat

TERNATE,Tbn- DPRD Kota Ternate meni lai, Dinas Perindustrian dan Perda gangan (Disperindag) serta Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Ternate tidak serius dalam pengelolaan pasar, sehingga retribusi menguap.

Anggota DPRD Kota Ternate, H. Ali Syarif menjelaskan, pengelolaan pasar hingga saat ini masih semrawut dan tidak ada informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan laporan pendapatan setiap saat atau setiap jam.

“Saya sudah sampaikan ke BP2RD agar menyediakan fasilitas penda patan yang bisa memberi informasi atau gambaran pada masyarakat setiap saat atau setiap hari besaran retribusi dan pajak yang diperoleh,” katanya, Senin (11/11/2024).

Ali memberikan contoh seperti yang ditemukan saat studi banding di Sidoardjo, Jawa Timur. Setiap tempat-tempat yang dianggap strategi masyarakat bisa melihat informasi pendapatan setiap jam atau setiap saat berubah.

“Perubahan pendapatan baik pajak maupun retribusi setiap saat atau setiap jam, sehingga masyarakat tahu bahwa disitu ada perubahan pendapatan, itu kan jelas,” sambung mantan wakil dan anggota Komisi II DPRD itu.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan situasi yang ada di Kota Ternate yang serba manual dan segala macam. “Saya sudah sampaikan ke Kepala BP2RD, dia beralasan monitor/televisi sudah pengadaan, tapi dia pe kaki itu sampai sekarang belum ada, pada hal itu sangat fital sehingga tidak ada mainan didalam,” ungkapnya.

Itu yang mantan wakil dan anggota Komisi II DPRD ini sangat sesalkan. “Kedepan sudah harus dilakukan penataan dalam pengelolaan pasar, agar masyarakat dapat mengetahui setiap saat wajib retribusi dapat membayar kewajibannya,” ujar dia.

Pengelolaan pasar saat ini, menurut Ali, masih perlu diperbaiki. Los yang ada di lantai II pasar Bastiong maupun pasar di kelurahan Gama lama masih banyak yang kosong. Tidak ada penjual yang melakukan transaksi jual beli di lantai II.

Menurutnya, bila lantai II yang kosong itu dikelola dengan baik dalam arti penjual terisi pendapatan retribusi pasar meningkat. “Cuma dong masa bodoh. Penjual semakin banyak, pendapatan tidak maksimal. Sehingga perlu dibenahi petugas-petugas,” terangnya. (wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *