Amin Anggap Interupsi Itu Dinamika yang Wajar

Kota Ternate153 Dilihat

TERNATE,Tbn- Pimpinan DPRD Kota Ternate menyikapi dinamika yang terjadi saat berlangsung paripurna internal pandangan umum fraksi- fraksi terhadap rancangan Keputusan DPRD tentang Rekomendasi atas LKPJ Walikota 2024.

Anggota DPRD Kota Ternate daerah Dapil III, Tasman Balak interupsi pimpinan dewan terkait dengan Pansus LKPJ Walikota 2024 tidak ke Batang Dua. Jawaban dari ketua DPRD Rusdi AIM, tidak tahu pansus tidak turun ke Batang Dua.

Nurlaela Syarif tergerak, interupsi karena dengar jawaban pimpinan itu tidak etis. Harusnya menjawab kalau ini juga kegelisahan bersama kenapa tak mengunjungi bukan tida k tahu. Buntut dari interupsi, terkesa n ada gejolak di internal DPRD.

“Sebenarnya setiap orang punya interpretasinya macam-macam. Tapi kalau saya menganggap ini adalah dinamika yang wajar. Dina mika ber-DPRD seperti itu,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Ternate, Amin Subuh, Senin (21/4/2025).

Amin mengatakan, masih dalam batas-batas wajar. Artinya anggota bersuara hal-hal yang menurut mereka harus disampaikan itu biasa saja dan tidak ada hal yang luar biasa.

“Mungkin saya anggap berlebihan ketika interupsi berkata kasar, banting meja dan kursi. Tapi sejauh ini interupsi anggota dewan itu tertib, tidak ada banting sana sini, kalau keras dan tegas memang iya,” terang politisi partai Golkar itu.

Soal isu-isu yang terjadi di masya rakat, menurut Amin, memang DPRD punya alat kelengkapan dewan (AKD) jadi tugas dan fungsi itu mengarah ke AKD seperti komi si. Kejadian banjir misalnya, kem bali ke masing masing fungsi AKD sehingga tidak semua masalah harus diakomodir oleh pimpinan.

“Kami pimpinan secara tugas dan tanggungjawab sudah pasti namun lebih banyak memfasilitasi AKD misalnya banjir kita tinggal berkoordinasi dengan AKD yang berhubungan dengan itu. Jadi semuanya tidak perlu menunggu pimpinan. Kalau pun disampaikan sudah pasti direspon,” sambungnya.

Di satu sisi walaupun tidak disampaikan ke pimpinan, teman teman DPRD turun langsung mereka melakukan itu. Makanya tidak semua itu harus menunggu instruksi dari pimpinan.

“Jadi ini dinamika namun tetap kita tanggapi positif masukan dari reka n-rekan.Kami juga bersyukur bahwa sudah dilaksanakan tetapi ternyata ada yang menganggap belum maksimal, belum optimal. Maka kita akan evaluasi itu,” ucapnya.

Kesimpulannya, ungkap Amin, tidak ada gejolak yang berlebihan semua masih dalam tingkat dan batas-batas kewajaran. Yang terjadi di rapat paripurna paripurna itu bagus, itu artinya DPRD hidup karena terjadi dinamika. Ini yang diharapkan.

“Saya mewakili teman-teman pimpinan bahwa tidak yang perlu dihebohkan. Ini dinamika. Kami akan tetap menjaga citra DPRD di mata masyarakat dan konsisten dengan tugas sebagai perwakilan rakyat,” kilahnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *