TERNATE -Anggota DPRD Ternate dapil I Ternate Tengah, Bilhan Gamaliel, menyatakan, masyarakat kampung Makassar Barat menyampaikan aspirasi pembuatan talud di kuburan Islam.
Pembuatan talud tersebut dimana mereka butuh penanganan langsung dan sudah dikunjungi dinas terkait, namun sampai saat ini belum terealisasi.
“Kita harus cepat menindaklanjuti dengan prosedur-prosedur dan kajian-kajian yang ada karena ini menyangkut keselamatan masyarakat,” katanya, Kamis (15/5/2025), usai reses di kantor Kelurahan Kampung Makassar Barat.
Kantor kelurahan ini, menurut Bilhan, hujan deras beberapa waktu lalu, mendapat laporan bahwa, air ma suk ke dalam kantor Lurah karena posisi kantor Lurah lebih rendah dari badan jalan. “Jadi bagaimana kita cari solusi agar supaya kedepan tidak terjadi lagi banjir,” ujarnya.
Politisi partai Perindo mengatakan, mereka minta moubiler-moubiler kelurahan Kampung Makassar Barat agar di diperhatikan, seperti kelayakan fasilitas penunjang printer, tinta. Wife mereka merasa pemerintah harus memperhatikan dan harus terpenuhi hal itu.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pihak kelurahan Takoma. Yang menjadi poin penting di kelurahan Takoma, yaitu mereka menginginkan ada pembangunan pagar kantor. Karena mereka merasa pagar itu perlu di bagian depan.
Apalagi kantor kelurahan itu berada di jalan utama. “Mereka menginginkan agar sarana prasarana penunjang seperti contoh Posyandu yang bergabung dengan kantor Lurah itu, harusnya dipisahkan,” kata Sekretaris Komisi III DPRD itu.
Keinginan masyarakat di Takoma agar memiliki gedung Posyandu. “Harapan kita agar pemerintah harus berkolaborasi. Mereka juga menginginkan penerangan jalan umum. Lampu jalan itu bisa diperhatikan dan disiapkan.
Bilhan juga memantau ujian nasional di SD Negeri, 3, 4, 8 dan SD Negeri 10 Molenutu Ternate, semua berjalan dengan baik dan informasi yang saya terima dari kepala sekolah semua siswa hadir dengan target kalau bisa semua capai kelulusan. “Kita berdoa dan berharap agar anak-anak yang ikut ujian di Kota Ternate bisa memper oleh hasil yang terbaik,” katanya.
Dia bilang, sarana prasara harus di perhatikan karena keramik ruang kelas SD Negeri 3 sudah hancur dan rusak. Mereka minta diperhatikan. Begitu pula terjadi di SD Negeri 4 yang menginginkan kamar mandi (toilet) sendiri yang selama ini mereka pergi menggunakan (meminjam) toilet milik SD Negeri 3.
SD Negeri 8 juga sarana dan prasarana sangat dibutuhkan seperti contoh mobiler yang mulai rusak, sementara mau mengguna kan dana BOS terbatas, tidak bisa menggunakan semua untuk mobiler.
SD Negeri 10 mereka menginginkan fasilitas pakaian seragam sekolah selain seragam merah putih yang disiapkan orang tua, agar seragam yang seperti olahraga dan seragam batik agar bisa diatur lebih baik, ditangani langsung sekolah.
Hal ini sudah disampaikan kepada pak Kepala Dinas Pendidikan. “Saya mendorong pak Kadis agar bisa segera menindaklanjuti hal ini. Karena ini menyangkut ke kenyamanan dalam proses belajar meng ajar dan fasilitas yang ada di sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, Bilhan turun ke Dinas Pemadam Kebakaran mengecek kondisi mobil pemadam kebakaran. Reses ini yang berawal dengan menyerah aspirasi warga Ngidi, kelurahan Kampung Makassar Barat. (***)