TERNATE – Direktur Utama Nuansa Grup, Irman Saleh, mendorong agar media kampus ACTA milik mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) dihidupkan kembali. Sebab menurutnya, ACTA merupakan bagian penting dari sejarah perjalanan Prodi Ilmu Komunikasi di kampus tersebut.
“ACTA perlu dihidupkan kembali agar menjadi ruang belajar bagi mahasiswa dalam mengasah keterampilan jurnalistik. Karena ini merupakan bagian dari sejarah eksistensi Prodi Komunikasi yang tidak bisa dilupakan,” kata Irman saat menjadi pembicara dalam kuliah tamu bersama praktisi komunikasi bertajuk “Industri Media di Era Digital: Antara Peluang dan Tantangan”, yang digelar Prodi Ilmu Komunikasi UMMU di lantai 1 Kampus B UMMU, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi, dan sejumlah Prodi di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Irman tak menampik, ACTA memiliki peran besar dalam membentuk karakternya sebagai seorang jurnalis. “Saya bersyukur pernah menjadi bagian dari ACTA, karena media ini bukan hanya tempat menulis, tetapi juga ruang belajar untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab. Di media kampus semua bebas nilai,” ujar Irman, yang juga alumni Ilmu Komunikasi UMMU.
Menurutnya, media kampus harus kembali tumbuh sebagai media penyeimbang di tengah derasnya arus informasi yang disajikan media mainstream, yang kini kerap kehilangan daya kritis dan cenderung tidak berimbang. “Media kampus mestinya menjadi ruang alternatif yang menyuarakan kebenaran dan nalar kritis mahasiswa,” tandasnya.
Irman mengemukakan, industri media di era digital telah mengalami perubahan signifikan, baik dari sisi teknologi, perilaku audiens, maupun model bisnis. Media yang sebelumnya menjadi sumber informasi utama, kini mulai bergeser ke platform media sosial.
“Termasuk dari sisi bisnis, pendapatan media turun drastis, seperti beberapa media besar di Indonesia. Dan ini juga menjadi keluhan banyak praktisi media,” ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, adaptasi dan inovasi menjadi hal penting agar media tetap relevan di tengah deskripsi digital. “Tantangan kita bukan hanya menghadapi teknologi, tetapi juga menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik di tengah derasnya arus informasi, terutama di platform media sosial,” ujarnya.
Irman menutup materinya pesan kepada mahasiswa agar gemar membaca jika ingin menjadi jurnalis yang baik. “Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Membaca adalah langkah awal untuk menulis dengan kedalaman dan makna,” tutup Irman.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UMMU, Zulkifli Hi. Saleh, menyambut baik gagasan yang disampaikan Irman. Menurutnya, kehadiran media kampus akan memperkuat karakter akademik mahasiswa, sekaligus bentuk nyata dari pembelajaran berbasis praktik. “Insya Allah dalam waktu dekat kita akan aktifkan kembali media kampus ACTA,” jelas Zulkifli, yang juga alumni angkatan pertama Prodi Ilmu Komunikasi UMMU, sekaligus pencetus nama ACTA. (**)






