TERNATE,Tbn- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate melalui Komisi III bidang Pembangunan dan Kesra meminta anggaran BOSDA senilai Rp 7,6 miliar digunakan untuk kegiatan yang produktif dan tepat sasaran.
“Kami akan mendorong alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Kota Ternate yang totalnya senilai Rp 7,6 miliar dan akan memperjuangkan segera dialihfungsikan,” katanya, Senin (20/1/2025).
Jadi, menurut dia, BOSDA tidak lagi diberikan kepada biaya operasional sekolah yang nota bene untuk per untukannya tidak efektif karena menjadi entertein Kepala Sekolah kepada pejabat-pejabat tertentu. Karena disuruh kasih keluar doi (uang) untuk menjaga jabatannya, ini akhirnya dana itu tidak lagi produktif.
“Makanya kami akan mendorong dan suarakan anggaran Rp 7,6 miliar itu harus dievaluasi dengan diprioritas untuk perbaikan MCK, untuk perbaikan ruang belajar supaya dananya produktif dan tepat sasaran,” lanjutnya.
Kalau torang lihat fakta dilapangan
biaya operasionalisasi sekolah itu pemanfaatannya banyak yang tidak tepat sasaran dan tidak efektif. “Ini saya harus sampaikan karena kami DPRD berharap dengan postur ang garan kita yang sangat terbatas kita harus optimalisasi alokasi anggaran itu yang memang tepat sasaran.
Sekolah diharapkan bisa bertahan dengan anggaran biaya operasional sekolah (BOS) saja, sedangkan BOSDA ini harus dibuat skema baru. “Kami berkehendak dana BOSDA ini dialokasikan untuk seluruh MCK- MCK yang tidak layak sesuai dari data yang direkomendasikan Dinas Pendidikan dan UPTD Dinas Pendidikan di wilayah Ternate Tengah atau pun Ternate Utara, Ternate Selatan, Pulau Ternate, Hiri, Moti dan Batang Dua.” harapnya
Ini harus jadi prioritas, agar MCK- MCK itu benar-benar maksimal. “Kami harus ingatkan bahwa saudara wali kota yang Ketua DPRD Nasdem. Ini amanah Ketua DPP NasDem,Surya Paloh berharap seluruh sekolah MCK harus layak, MCK harus benar-benar baik dan nyaman bagi siswa siswi,” lanjut Nella.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ter nate sudah menjanjikan kepada komisi III DPRD Kota Ternate akan segera melakukan perbaikan pengontrolan terhadap kondisi MCK.
“Faktanya dilapangan kami temukan banyak sekali belum memadai sarana prasarana, termasuk ruang belajar bagaimana anak-anak bisa kreatifitas, bagaimana anak-anak punya imajinasi,” sambungnya.
Sementara dong (mereka) haga ka (lihat ke) atas dong pung (mereka punya) plafon bolong-bolong (lubang-lubang), dong haga ka (mereka lihat ke) atas dong pung (mereka punya) plafon sewaktu- waktu bisa roboh, sewaktu-waktu turun hujan dong pung (mereka punya) buku, baju dan dong pung (mereka punya) diri basah. “Ini sesuatu hal yang sangat memprihatinkan,” tandasnya.