TERNATE,Tbn- Bakal calon Wali Kota Ternate, Ike Masita Tunas, mendaftar dirinya di PAN Kota Ternate. Hal ini dibuktikan saat politikus Gerindra itu mengambil formulir penjaringan wali kota di kantor DPD PAN maupun Perindo.
Ike Masita menyampaikan, agenda hari ini mengikuti tahapan pengambilan formulir pendaftaran untuk diisi sebagai syarat bakal calon walikota. Ike pun sudah mendaftar ke Gerindra dan Demokrat.
“Allah meridhoi bisa diusung PAN. kami berharap demikian. Alasannya, saya kader partai Gerindra. Dan kami sudah miliki empat kursi. Demokrat 3 kursi dan PAN 1 kursi,” ujarnya.
Ike daftar di partai-partai koalisi nasional dalam kontestasi Pilpres kemarin. Itu fokus saya, karena kami diinstruksikan kalau bisa sesuai koalisi nasional yang memenangkan pak Prabowo,” tuturnya.
Politisi perempuan ini mengatakan, sikapnya untuk mencalonkan diri sebagai wali Kota adalah bagaimana perempuan bisa menjadi pemimpin di kota Ternate.
“Stigma bahwa perempuan tidak bisa memimpin, akan kita buktikan dengan keseriusan saya maju bertarung menjadi calon wali kota Ternate,” katanya, Jumat (26/4/2024).
Konsep pembangunannya, menurut Ike, akan berbeda dengan konsep yang saat ini. Dirinya maju sebagai calon Wali Kota Ternate dengan membawa visi misi agar ke depannya Ternate jauh lebih cantik.
“Selama ini dari periode ke periode, kepemimpinan lelaki sudah bisa kita rasakan dan tidak ada hal yang istimewa. Tentu jika Allah meridhoi saya menjadi walikota Ternate perempuan pertama kali, kota Ternate lebih cantik dari hari ini,”ucapnya.
Ike target partai koalisi nasional. Tapi tidak menutup untuk partai lainnya. “Setelah ini kita ke Perindo, Perindo punya dua kursi,” jelasnya. Ike bilang, sikapnya untuk maju sebagai calon Wali Kota Ternate adalah membawa visi misi agar ke depannya Ternate jauh lebih cantik.
“Masalah sampah pun disoroti, jangan hanya diwacanakan untuk menuntaskan persoalan sampah, tak hanya berkata-kata. Bagaimana mau sehat dan cantik kalau dikelilingi tumpukan sampah yang tidak teratasi,” bebernya.
Selain itu, isu gender menjadi motivasi dan tantangannya, sebab tidak hanya berbicara perempuan dan laki-laki, stigma Kota Ternate tidak bisa dipimpin kalangan perem puan adalah bentuk dari ketakutan terhadap muncul figur perempuan.
“Orang-orang termajinalkan menjadi fokus saya, misalnya disabilitas. Orang-orang terlantar di jalan apakah itu ODGJ atau tidak, seharusnya ada fasilitas untuk bagaimana mereka ditangani supaya kesehatan pulih kembali,” tuturnya.
Ike bakal memprioritaskan warga di tiga pulau terluar. Selain itu, bagi dia, UMKM di Kota Ternate mulai bagus, tetapi tidak dikelola dengan baik. “Jika dikelola dengan baik maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tuturnya. (wis)